“Sejarah Perkembangan Psikologi dan Aliran-alirannya
Pendahuluan
Latar Belakang
Sebenarnya
sejak berabad-abad lamanya manusia telah berilmu jiwa yaitu memikirkan secara
khusus apa sebenarnya hakekat jiwa manusia itu, termasuk jiwa-jiwa makhluk
lainnya. Pemikiran-pemikiran yang dilakukan orang-orang dahulu untuk memperoleh
pengetahuan tentang hakekat jiwa tersebut ditempuh dengan cara berfilsafat. Dan
hasil pemikiran filsafat pada zaman lampau ialah “atomistis’ yaitu bahwa jiwa
manusia itu dianggap sebagai sesuatu yang konstant dan tidak berubah-ubah dan jiwa
demikian itu dapat dianalisa ke dalam unsure-unsurnya tersendiri yang
masing-masing bekerja sendiri-sendiri terpisah satu dengan yang lainnya.
Perkembangan ke arah terbentuknya
psikologi modern seperti yang ada sekarang ini, tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh
tokoh-tokoh aliran psikologi yang muncul mulai abad 20 setelah tokoh-tokoh ilmu
jiwa berpaling dari filsafat dan terpengaruh oleh keberhasilan metode
eksperimen dalam mengembangkan ilmu pengetahuan alam serta kontribusi dari
aliran materialisme tokoh-tokoh biologi dan fisika yang tertarik mempelajari
psikologi dan menemukan hubungan kegiatan-kegiatan psikis manusia dengan
prinsip-prinsip phisiologis atau fisiknya, sehingga memperkuat minat ilmuwan
untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu jiwa menurut prosedur ilmiah modern
seperti yang telah berhasil dilakukan dilapangan biologi, kimia, fisika dan
sebagainya.
Rumusan Masalah
- Apa saja aliran-aliran dalam psikologi beserta latar belakangnya ?
- Bagaimana proses perkembangan psikologi ?
- Memperoleh dan mencernakan makanan ; dan
- Berkembang biak. Inilah fungsi khas dari kehidupan jiwa tingkat vegetatif.
- Bernafsu/perasaan
- Dapay bergerak dari tempatnya.
- Dapat mengamat-amati. Ketiga fungsi ini adalah merupakan fungsi khas dari tingkat kehidupan yang sensitive.
- Mempunyai kecerdasan.
- Mempunyai kemampuan. Ratio kecerdasan dan kemauan itulah yang menjadi kemampuan khas daripada jiwa manusia. Oleh karena itu pendapat itu disebut “Dichotomi” (pembagian kedalam dua).
- Pada waktu yang bersamaan ;
- Dengan berurutan waktu ;
- Dengan persamaan arti ;
- Dengan berlawanan arti.
- Semua pengetahuan, tanggapan dan perasaan jiwa manusia itu diperoleh karena pengalaman melalui alat-alat inderanya. Pada waktu dilahirkan, jiwanya kosong bagaikan sehelai kertas putih yang tidak tertulisi. Segala-galanya yang “tertulis” pada helai kosong tadi tertulis oleh pengalaman-pengalamannya sendiri sedari kecil mula, melalui alat panca inderanya. Semua pergolakan jiwanya itu tersusun oleh pengalaman-pengalaman melalui panca inderanya.
Pembahasan
ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
Aliran-aliran psikologi
Untuk mengetahui bagaimana
konsep-konsep pandangan mengenai keenam aliran psikologi itu maka berikut ini
secara berturut-turut akan diuraikan
keenam aliran psikologi tersebut.
a.Strukturalisme
* Strukturalisme
adalah pemikiran yang mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak kacau
dan beragam di permukaan (Gui do Carmo da Silva)
* Strukturalisme
adalah pemikiran yang menekankan pentingnya struktur yang tersembunyi di dasar
kesadaran manusia tetapi menentukan (Octavio Paz)
* Strukturalisme
adalah pendekatan yang melihat berbagai gejala budaya dan alamiah sebagai
sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan dalam satu
kesatuan (Piaget)
Perkembangan
psikologi dmulai pada tahun 1879 yaitu setelah didirikannya laboratorium
psikologi yang pertama di Leipzig
oleh Wilhelm Wundt, yandikenal sebagai bapak pendiri psikologi. Oleh karena itu
dengan menggunakan metode introspeksi secara eksperimental Wundt mencoba
mengembangkan penelitian yang dilakukan berdasarkan analisa elementer untuk
menemukan struktur pengalaman kesadaran dengan menganalisa ke dalam
unsure-unsurnya.
Wundt mendirikan aliran
strukturalisme ini didasarkan pada pendapat bahwa psikologi sudah seharusnya
mempelajari jiwa dari segi unsur-unsurnya dimana jiwa tersebut tersusun.
Pendapat dan pandangan psikologi psikologi Wundt yang strukturalis dan
eksperimentalis tersebut akibat aliran Asosiasi dari inggris disatu pihak dan
dilain pihak terpengaruh aliran materialisme dari tokoh-tokoh fisika dan
biolaogi yaitu Helmhots yang telah melatih kemampuan Wundt dalam penelitian
psikologi secara eksperimen.
b. Fungsionalisme
Fungsionalisme
adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia harus dipandang secara
menyeluruh. Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi adalah hal yang kompleks
yang merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya
disebabkan oleh sesuatu hal. Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses
mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis.
Beberapa
ciri fungsionalisme diantaranya adalah menekankan fungsi dibanding elemen
mental, memandang penting kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan
lingkungannya, serta menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas
mental manusia.
Wiliam
James, seorang tokoh psikologi Amerika dan pelopor aliran fungsionalisme,
menganggap bahwa Wundt dan pendapat strukturalisme telah keliru dan sesat
apabila mengambil sasaran penelitian/percobaan psikologinya untuk menemukan
struktur daripada pengalaman kesadaran manusia karena menurut pendapat James,
pengalaman kesadaran itu hakekatnya adalah suatu peristiwa atau proses, jadi
bukan merupakan susunan balok yang dapat dipisah-pisahkan atau diuraikan
unsure-unsurnya.
Menurut James, penelitian psikologi
yang benar, seharusnya tidak mencari struktur kejiwaan, akan tetapi yang lebih
penting dicari adalah fungsinya daripada pengalaman kesadaran itu bagi kita,
guna penyesuaian diri kita dengan tuntutan perubahan yang kita hadapi atau agar
kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga kita dapat
memperoleh/memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menambah kemampuan-kemampuan kita.
James dalam hal ini lebih
mengutamakan fungsi kesadaran (jiwa) itu, karena menurut pendapatnya kesadaran
inilah yang merupakan alat bagi manusia yang akan memungkinkan dirinya dapat
memilih cara bertindak atau memilih arah sasaran dalam menentukan sikap atau
keinginan-keinginan dan sebagainya. Oleh karena itu dalam prakteknya para
fungsionalis mencoba mempelajari, bagaimana berfikir, pengamatan, perasaan dan
sebagainya sebagai gejala kesadaran
dapat berfungsi menjadi alat yang berguna untuk menyesuaikan diri bagi manusia.
c. Behaviorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran
dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang
berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi.
Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta
memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak).
Dalam
perkembangan psikologi, behaviorisme termasuk gerakan/aliran psikologi yang
kuat dan lebih berpengaruh. Tokoh pendirinya adalah John B. Watson. Dia seorang
yang agresif dan menyatakan bahwa psikologi yang dipelajari orang selama ini
baik oleh kaum strukturalisme maupun fungsionalisme, termasuk metode yang
mereka lakukan semuanya salah.
Menurut
Watson, mempelajari gejala/pengalamankesadaran dengan tehnik observasi
introspeksi meskipun dengan cara eksperimental sekalipun adalah kurang tepat,
karena dengan introspeksi yang subyektif itu, tidak mungkin dapat menjamin yang
obyektif. Tidak mungkin 2 orang observer introspeksionis yang terlatih
sekalipun dapat menghasilkan hasil observasi yang sama, meskipun obyeknya sama.
Oleh karena itu Watson menghimbau agar psikologi tidak lagi memusatkan
perhatiannya untuk mempelajari gejala-gejala kesadaran atau bawah sadar, tetapi
sesuai dengan tugasnya psikologi harus berupaya untuk meramalkan apa yang
sebenarnya yang menjadi sasaran/tujuan tingkah laku tersebut. Atas dasar
pendapat itulah maka Watson mengusulkan agar psikoilogi itu didefinisikan
sebagai “The sciense of behavior”. Dia yakin bahwa hal ini bias dilakukan oleh
psikologi, mengingat telah memiliki metode-metode yang memadai ; dalam hal ini
Watson menganjurkan metode yang dikembangkan oleh Pavlov yaitu dengan cara
mengamati hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi.
d. Gestalt psychology
Psikologi
Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt
disebut sebagai phenomena (gejala). Phenomena adalah data yang paling dasar
dalam Psikologi Gestalt. Dalam hal ini Psikologi Gestalt sependapat dengan
filsafat phenomonologi yang mengatakan bahwa suatu pengalaman harus dilihat
secara netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur yaitu obyek dan arti.
Obyek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah tertangkap oleh
indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah
memberikan arti pada obyek itu.
Seperti
halnya behaviorisme, aliran psikologi Getalt juga timbul sebagai protes
terutama terhadap pandangan strukturalisme.
Tokoh-tokoh psikologi Gestalt
seperti MX. Wertheimer. Kohler, Koffka, menentang pendapat strukturalis yang
menyatakan bahwa gejala jiwa dapat dianalisa kedalam unsur-unsurnya. Jadi jiwa
dianggap sebagai benda materi yang dapat dipecah-pecah menjadi
komponen-kompenen kecil. Analisa semacam itu tidak benar, karena pada
hakekatnya keseluruhan itu lebih daripada jumlah bagian-bagiannya, lagi pula
gejala kejiwaan itu sebenarnya merupakan suatu bentuk keseluruhan yang tidak
dapat dipisah-pisahkan.
Pemikiran tentang “Gestalt” ini
ditemukan oleh MX. Wertheimer seorang psikolog Jerman. Menurut rumusan pemikir
dan penemu gestalt ini, bahwa “gestalt berarti bentuk, pola keselruhan ; itu
dasarnya adalah unit (kesatuan) ; sedangkan alatnya yang dijadikan dasar ialah
persepsi (pengamatan/pengamalan). Karena itu para psikolog gestalt kebanyakan
perhatian/studinya ditujukan kepada prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan
proses pengamatan. Psikolog-psikolog gestalt, selain mengembangkan teori-teori
mengenai permasalahan pengamatan, juga kemudian mengembangkan teori mengenai
probling solving dan kepribadian.
e. Psiychoanalytic Psychology
Ketika
aliiran-aliran penting dalam psikologi sedang berkembang dengan pesatnya
mengadakan penelitian-penelitian psikologi secara eksperimental (Strukturalisme
& Fungsionalisme) di saat itu pula muncul pandangan psikologi yang
dikembangkan melalui dasar-dasar tinjauan klinis-psikiatris oleh aliran
psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Freud, seorang psikiater Austria .
Dasar pendapat dan panfangan Freud
berangkat dari keyakinannya bahwa pengalaman mental manusia tidak ubahnya
seperti sebuah gunung es yang terapung-apung di tengah-tengah samudera yang
hanya sebagian terkecil (sepersepuluhnya) yang tampak, sedangkan sembilan
persepuluhnya (sebagian terbesar) daripadanya yang tidak yampa, itulah yang
merupakan bagian/lapangan ketidak sadaran mental manusia merupakan pikiran
komplek, perasaan dan keinginan bawah dasar yang tidak dialami secara langsung
tetapi ia harus mempengaruhi tingkah laku manusia.
Dengan dibukanya rahasia bawah sadar
manusia oleh Freud, tokoh pendiri psikoanalisa ini, maka semakin luaslah
dimensi baru yang bukan hanya berguna bagi psikologi, tetapi juga pada lapangan
kesenian, sejarah dan literatur/kesustraan.
f. Humanistic Psychology
Dalam
mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang
dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan
menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan
menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan
dan pemaknaan.
Aliran
yang dapat dikatakan baru berkembang dalam psikologi ialah aliran yang dikenal
dengan sebutan “Humanisme” dan dalam psikologi sering dikenal sebagai “the
third force” aliran terkuat yang ketiga, setelah psikioanalisa dan
behaviorisme. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain adalah : Carl Rogers, Abraham
Maselow ; dan aliran ini dikembangkan sebagai bantahan atas kekurangan yang
mereka lihat pada pendapat aliran behaviorisme dan psikoanalisa.
Humanisme menolak pendapat Freud
yang menyatakan bahwa kepribadian itu diatur oleh kekuatan dari bawah sadar
manusia, dan tidak setuju ide pendapat behavioris bahwa kita dikuasai oleh
lingkungan. Pada dasarnya Humanisme juga
mengakui bahwa pengalaman masa lalu itu mempengaruhu kepribadian, tetapi juga
harus diakui pentingnya kedudukan “free will” yaitu dasar kemauan bebas manusia
untuk membuat keputusan bagi dirinya untuk menentukan dirinya sendiri.
Selain itu aliran humanisme juga
menggugah para psikolog untuk menyadari arti pentingnya dasar-dasar kbutuhan
psikologis manusia yang sangat mendasar, seperti kebutuhan-kebutuhan kasih
saying, cinta, harga diri, pengakuan dari orang lain, rasa memiliki, menyatakan
diri (self actualizing) dan butuh kreatifitas. Menurut Humanisme, semua
kebutuhan sama pentingnya bagi manusia seperti halnya kebutuhan biologis, makan
dan minum dan sebagainya. Contoh : seorang bayi yang baru lahir yang kehilangan
kasih sayang dan kehangatan dari orang lain bisa mati seperti halnya bila ia
tidak diberi makan
SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Untuk memahami isi daripada Ilmu
Jiwa pada umumnya baik yang lama maupun yang modern perlu meninjau sejarah
perkembangan ilmu jiwa itu di Eropa Barat dimana pada akhirnya dilahirkan
psikologi modern yang di kembangkan seperti yang ada sekarang.
Dengan demikian dalam meninjau
sejarah perkembangan ilmu jiwa pada umumnya dapat kita bedakan 2 bagian besar
yaitu sejarah ilmu jiwa ketika menjadi ilmu pengetahuan otonom dan berdiri
sendiri dengan masing-masing tokoh dan pendapat-pendapat kejiwaanya sebagai
berikut :
a. Plato (+- 400 tahun SM)
Menurut
Plato, jiwa manusia itu terdiri dari 2 bagian, yaitu : jiwa rohaniah dan jiwa
badaniah. Jiwa rohaniah berasal dari dunia abadi karena itu kekal tidak pernah
mati., sedangkan jiwa badaniah akan gugur bersama-sama dengan raga manusia.
Jiwa rohaniah sebagai jiwa yang tertinggi bersumber pada ratio dan logika
manusia, dan jiwa ini bertugas menemukan kebenaran yang abadi yang terletak di
balik kenyataan di dunia ini. Hal ini dilakukan dengan cara berfikir dengan ratio
dan mengingat akan ide-ide yang benar yang berasal dari dunia abadi.
Jiwa yang badaniah itu dibagi 2
bagian pula yaitu bagian jiwa yang disebut kemauan dan bagian yang disebutnya
nafsu perasaan. Kemauan adalah jiwa badaniah yang taat pada ratio kecerdasan,
sedangkan nafsu perasaan merupakan jiwa badaniah yang senantiasa
menentang/melawan ketentuan-ketentuan ratio kecerdasan. Dengan demikian jiwa
manusia mempunyai 3 daya kemampuan ialah kecerdasan, kemauan , dan nafsu
perasaan; yang semuanya terdapat pada raga manusia yaitu ; kecerdasan dikepala,
kemauan di dada, dan nafsu perasaan di perut. Pandangan yang membagi jiwa
manusia menjadi 3 kemampuan disebut “trichotomi” daripada jiwa manusia.
Tiap-tiap kemampuan jiwa itu menurut Plato mempunyai kebajikan khusus yang khas
; yaitu kebajikan kecerdasan ialah budi ; kebajikan kemauan ialah keberanian ;
dan kebajikan nafsu perasaan ialah kesederhanaan. Apabila ketiga macam
kebajikan itu dihubungkan dengan golongan-golongan manusia, maka kebajikan budi
dimiliki oleh kaum filsuf, kebajikan keberanian dimiliki oleh kaum militer,
kebajikan kesederhanaan dimiliki oleh para petani dan pedagang kecil. Oleh
karena itu Negara yang ideal, seharusnya diperintah oleh kaum filsuf dan
dipertahankan oleh kaum militer dan penduduknya haruslah terdiri dari petani
dan pedagang kecil.
b. Aris Toteles (tahun 384- 323 SM)
Meskipun
Aris Toteles murid Plato, akan tetapi pendapat filsafatnya tentang jiwa berbeda
dengan Plato. Kalau menurut Plato hanya manusia yang mempunyai jiwa, tetapi
menurut Aris Toteles semua makhluk hidup mempunyai jiwa; dan jiwa ini
bertingkat-tingkat. Taraf yang paling rendah dimiliki oleh jiwa tumbuh-tumbuhan
yang disebutnya “jiwa vegetatif”; sesudah itu terdapat jiwa hewan atau “jiwa
sensitif” dan pada akhirnya terdapat jiwa manusia atau “jiwa intelektif” yang
mempunyai taraf kehidupan yang tertinggi. Pembagian taraf kehidupan tersebut
berdasarkan taraf-taraf daya kemampuan yang dimiliki masing-masing jiwa itu.
Jiwa
vegetatif yang terendah hanya berkemampuan :
Jiwa
yang sensitif selain daya kemampuan yang dimiliki jiwa vegetatif tadi juga
secara khusus memiliki kemampuan ;
Jiwa manusia atau jiwa intelektif memiliki kemampuan
jiwa vegetatif dan sensitive yang lima
di atas juga memiliki daya kemampuan
yang khas baginya, yaitu :
Penemuan Aristoteles yang lain yang mempunyai peranan penting dalam
perkembangan ilmu jiwa ialah rumusan dalil asosiasinya yaitu : dua atau lebih
kesan/ingatan itu dulunya waktu terjadi berlangsung :
Dalil-dalil asosiasi ini kemudian dikembangkan oleh David Hume (aliran
asosianisme) dan tokoh-tokoh psikologi lainnya.
c. Descartes (1596 – 1650)
Descartes
seorang tokoh filsafat aliran rasionalisme juga mempunyai pengaruh yang cukup
besar kepada perkembangan ilmu jiwa. Menurut Descartes, manusia terdiri 2 macam
zat yang secara hakiki berbeda, yaitu “rescognitas” atau zat yang dapat
berfikir dan “res extensa” atau zat yang mempunyai luas. Zat yang pertama
adalah zat yang bebas, tidak terikat oleh hokum alam, serta bersifat rohaniah.
Sedang zat yang kedua adalah yang bersifat materi, tidak bebas, terikat dan
dikuasai oleh hokum alam. Jiwa manusia terdiri dari zat roh itu, sedangkan
badannya terdiri dari zat materi. Kedua zat itu berbeda dan terpisah
kehidupannya dan satu sama lainnya dapat dihubungi melalui sebuah kelenjar yang
ada didalam otak.
Jiwa manusia terpusat pada kesadaran
manusia atau pikirannya yang bebas, sedangkan badannya tunduk pada hokum-hukum
alam, dan terikat pada nafsunya. Menurut Descartes ilmu jiwa itu tidak lain adalah
ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala kesadaran manusia terlepas dari
raganya. Raga manusia yang bersifat materi dipelajari oleh ilmu pengetahuan
lainnya terlepas dari jiwanya. Dualisme diantara jiwa dan raga manusia seperti
ini tidak berlaku lagi pada ilmu jiwa modern, karena ilmu jiwa modern menemukan
jiwa dan raga manusia merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan,
tiap-tiap kegiatan jiwa disertai oleh kegiatan fisik atau fisiologinya.
d. John Locke (1632 – 1704)
Filosof
lainnya yang pendapatnya cukup penting dalam riwayat perkembangan ilmu jiwa
filsafat yang disebut aliran ilmu jiwa filsafat yang disebut aliran ilmu jiwa
asosiasi.
Locke ini juga mewakili aliran
filsafat empirisme. Menurut aliran ini, pengalaman atau empiris itulah yang
menjadi sumber segala pengetahuan dan gejala-gejala kejiwaan manusia ; dalam
hubungan ini John Locke berpendapat :
2.
Susunan gejala-gejala jiwa manusia
menurut Locke itu pada akhirnya terdiri atas unsure-unsur pengalaman sederhana
yang menggabungkan diri menjadi gejala-gejala jiwa yang lebih rumit, seperti
komplek-komplek perasaan, berteori yang lebih sulit dan sebagainya. Unsur-unsur
pengalaman yang sederhana itu ada 2 macam yaitu sensation dan reflection.
Sensation adalah unsur-unsur pengalaman panca indera yang disebabkan oleh
perangsang-perangsang diluar manusia misalnya cahaya, suara, bau, manis, dan
sebagainya; sedangkan reflektion adalah kesadaran atau pengetahuan akan
pengalaman suatu sensation tadi. Misalnya : melihat cahaya merah itu merupakan
sebuah sensation, sedangkan penyadaran bahwa kita sedang melihat cahaya merah
itu merupakan suatu reflektion. Penggabungan unsur pengalaman yang sederhana
ini menjadi pergolakan/gejala jiwa yang komplek ialah menurut dalil-dalil
asosiasi seperti yang telah diuraikan oleh tokoh Aristoteles.
Kesimpulan
Dalam
sejarah perkembangan ilmu jiwa (psikologi) banyak tokoh-tokoh ilmuwan yang
sangat berjasa dalam mengembangkannya. Dan diantara mereka yang namanya populer
seperti Plato, Aristoteles, Descartes, John Locke. Pendapat-pendapat mereka
sungguh luar biasa dan membawa pengaruh besar bagi perkembangan ilmu jiwa
(psikologi) di abad modern seperti sekarang ini.
Bahwa aliran-aliran psikologi itu
ada Strukturalisime, Fungsionalisme, Behaviorisme, Gestalt psikologi,
Psikoanalisis Psikologi, Humanistik Psikologi, yang kesemuannya itu sangat
bagus untuk dipelajari oleh para kalangan akademis agar menambah wawasan kita
dalam bidang psikologi, khususnya untuk para calon guru.
Daftar Pustaka
Sabri,
Drs. M. Ausuf., Pengantar Psikologi Umum
dan Perkembangan, Jakarta ,
Rada Jaya Offset, 1997.
Komentar
Posting Komentar